Fundamental CAE Design

Analisa desain suatu produk untuk meminimalisir terjadinya masalah setelah proses manufaktur

"Fundamental CAE (Computer-Aided Engineering) Analysis" mengacu pada prinsip-prinsip dasar dalam melakukan analisis rekayasa yang menggunakan perangkat lunak CAE. CAE adalah teknologi yang memungkinkan insinyur dan perancang untuk melakukan analisis numerik dan simulasi komputer untuk memahami perilaku produk atau sistem mereka sebelum membangun atau mengimplementasikannya.

Berikut adalah beberapa konsep dasar dalam CAE analysis:

  1. Modeling: Pemodelan adalah langkah pertama dalam CAE analysis. Ini melibatkan membuat model matematika dari sistem yang akan dianalisis. Model ini mencakup geometri, bahan, batas, dan kondisi pembebanan.

  2. Discretization: Proses pemodelan sering melibatkan diskritisasi atau pembagian sistem menjadi elemen-elemen yang lebih kecil seperti elemen hingga dalam analisis elemen hingga (FEA) atau sel-sel dalam analisis elemen hingga volume terbatas (CFD).

  3. Boundary Conditions: Menetapkan kondisi batas adalah penting dalam analisis CAE. Ini termasuk menentukan bagaimana sistem berinteraksi dengan lingkungannya, seperti menggambarkan pembatas, penopang, atau batasan pergerakan.

  4. Material Properties: Memahami sifat-sifat bahan yang digunakan dalam analisis sangat penting. Ini mencakup kekuatan, kekakuan, elastisitas, dan sifat-sifat lain yang mempengaruhi perilaku material dalam sistem.

  5. Solver Selection: Pemilihan solver atau perangkat lunak yang tepat untuk tugas analisis tertentu sangat penting. Solvers digunakan untuk menghitung respons sistem terhadap pembebanan dan kondisi batas yang telah ditetapkan.

  6. Meshing: Meshing adalah proses pembagian sistem menjadi elemen-elemen yang lebih kecil. Mesh yang baik adalah kunci untuk mendapatkan hasil analisis yang akurat. Ini sering memerlukan keseimbangan antara kerapatan mesh dan kecepatan komputasi.

  7. Solving: Proses perhitungan dilakukan oleh solver untuk menghitung respons sistem terhadap pembebanan yang telah ditetapkan. Solusi ini mencakup perpindahan, tegangan, kecepatan aliran fluida, dan parameter-parameter lain yang relevan.

  8. Post-Processing: Setelah analisis selesai, hasilnya perlu dianalisis dan divisualisasikan. Ini dapat melibatkan pembuatan grafik, animasi, dan laporan untuk memahami hasil analisis.

  9. Validation: Hasil analisis CAE harus divalidasi dengan data eksperimental atau perhitungan teoritis jika memungkinkan. Validasi penting untuk memastikan hasil analisis akurat dan relevan.

  10. Iterative Process: Analisis CAE sering melibatkan iterasi. Hasil awal dapat digunakan untuk membuat perubahan dalam desain atau model, dan analisis dapat diulang untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Pemahaman prinsip-prinsip dasar CAE analysis adalah penting untuk melakukan analisis rekayasa yang akurat dan efektif. Ini digunakan dalam berbagai industri, termasuk otomotif, manufaktur, rekayasa sipil, dan banyak lagi untuk mengoptimalkan desain produk dan sistem.